Kelompok 7
VEGETASI
ž Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi. Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.
Konsep dasar komunitas
ü Formasi
ü asosiasi
ü ekotone
Tipe-tipe vegetasi
Ø Vegetasi Hutan Hujan Tropis
Ø Hutan Luruh Temperate
Ø Zone Arid Kering dan Padang Pasir
Ø Hutan Boreal
Ø Padang Rumput
Ø Tundra
Faktor yang menyebabkan vegetasi
v Iklim,
v Keadaan Tanah,
v Tinggi Rendah Permukaan Bumi
v Makhluk Hidup (Biotik)
Studi struktur dan klasifikasi komunitas tumbuhan (vegetasi) disebut juga fitososiologi analisis vegetasinya disebut analisis vegetasi yang dapat secara kualitatif dan kuantitatif.
: vegetasi dapat ditata sedemikian rupa sehingga mampu berfungsi sebagai pembentuk ruang, pengendalian suhu udara, memperbaiki kondisi tanah dan sebagainya:
Kelompok 8
Metode Analisis Vegetasi
ž Di definisikan sebagai mosaik komunitas tumbuhan dalam lansekap dan vegetasi alami diartikan sebagai vegetasi yang terdapat dalam lansekep yang belum dipengaruhi oleh manusia (kuchler, 1967).
ž Metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya
macam macam metode
•Metode Nondestruktif
Metode destruktif
•Metode nonfloristik
•Metode floristik
Teknik Pencuplikan
kuadrat
garis
titik
kuarter
ordinasi
Dalam kegiatan-kegiatan penelitian di bidang ekologi tumbuhan seperti halnya pada bidang-bidang ilmu lainnya yang bersangkut paut dengan sumber daya alam dikenal dua jenis/tipe pengukuran untuk mendapatkan informasi/data yang diinginkan. Kedua jenis
pengukuran tersebut adalah pengukuran yang bersifat merusak (destruktive measure) dan pengukuran yang tidak merusak (non destructive measure). Untuk keperluan penelitian agar hasil datanya dapat dianggap sah (valid) secara statistika, penggunaan kedua jenis pengukuran tersebut mutlak harus menggunakan satuan contoh (sampling unit), apabila bagi seorang peneliti yang mengambil objek hutan dengan cakupan areal yang luas.Dengan sampling seorang peneliti/surveyor dapat memperoleh informasi/data yang diinginkan lebih cepat dan lebih teliti dengan biaya dan tenaga lebih sedikit bila dibandingkan dengan inventarisasi penuh (metode sensus) pada anggota suatu populasi.
pengukuran tersebut adalah pengukuran yang bersifat merusak (destruktive measure) dan pengukuran yang tidak merusak (non destructive measure). Untuk keperluan penelitian agar hasil datanya dapat dianggap sah (valid) secara statistika, penggunaan kedua jenis pengukuran tersebut mutlak harus menggunakan satuan contoh (sampling unit), apabila bagi seorang peneliti yang mengambil objek hutan dengan cakupan areal yang luas.Dengan sampling seorang peneliti/surveyor dapat memperoleh informasi/data yang diinginkan lebih cepat dan lebih teliti dengan biaya dan tenaga lebih sedikit bila dibandingkan dengan inventarisasi penuh (metode sensus) pada anggota suatu populasi.
Tetapi pengukuran yang bersifat merusak itu tidak boleh dilakukan karena merusak lingkungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar